Teropongindonesianews.com
(Bajawa-Golewa) – M-Project merupakan sebuah sanggar seni yang beranggotakan beberapa dosen STKIP Citra Bakti Ngada, mahasiswa STKIP Citra Bakti Program Studi Pendidikan Musik, dan masyarakat luar. Sanggar seni M-Project adalah sanggar seni yang berdiri sendiri atau tidak berafiliasi dengan kampus.
M-Project terbentuk sejak tahun 2017 dan sudah mengikuti banyak event. Event-event yang pernah diikuti antara lain Festival Inerie pada tahun 2019 dan Festival Gunung Kidul pada tahun 2020, dalam mana M-Project masuk dalam 5 peserta terbaik, mewakili Kabupaten Ngada.
Pada bulan Agustus tahun 2021 M-Project kembali mengikuti Lomba Inovasi Musik Nusantara (LINMTARA) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan dan Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan Yayasan Atsanti.
Perlombaan ini diselenggarakan sejak tanggal 6 s/d 31 Agustus 2021. M-Project mengumpulkan video pada tanggal 31 Agustus, dan kemudian dilakukan penjurian babak pertama untuk masuk 25 besar pada tanggal 1-7 September 2021.
M-Project masuk dalam nominasi 25 besar dari 242 peserta lomba pada pengumuman yang terjadi pada 8 September 2021. Setelah itu dilakukan mentoring pada tanggal 9-14 September 2021 untuk pemilihan 12 peserta terbaik.
Pada tanggal 1 Oktober 2021 diadakan live streaming penjurian, sedangkan pada tanggal 2 Oktober 2021 pengumuman final 12 terbaik, dan M-Project termasuk dalam 12 terbaik.
Video pertama yang masuk dalam 25 besar M-Project melakukan pengambilan video bertempat di Heaven’s Door Manulalu dengan view Gunung Inerie, sedangkan untuk pengambilan video 12 terbaik, M-Project mengambil video di Kampung Adat Gurusina.
Terdapat 4 tema lomba cipta lagu. M-Project mengambil tema keindahan alam dengan judul lagu “Indahnya Indonesiaku” ciptaan Hans Singgu, yang juga salah satu personil M-Project. Lagu ini diiringi 70% musik tradisional dan 30% musik moderen.
Yang membedakan M-Project dengan sanggar seni yang lain yakni M-Project lebih tertarik dengan musik tradisional, dengan sedikit kombinasi musik moderen.
M-Project menampilkan ciri khas musik tradisional Flores, sekaligus mengangkat dan memperkenalkan musik khas daerah Flores di mata Nusantara.
Ketika diwawancarai pada (Kamis, 07/10/2021) Tobias Taa, S.Pd, salah seorang penanggung jawab M-Project menjelaskan,”
Persiapan awal kami terkendala keterbatasan alat -alat musik dan kekurangan dana, namun berkat niat dan kerja sama yang baik dalam team akhirnya M-Project termasuk dalam 25 besar.
Bersamaan dengan itu Yohanes Mantul, S. Mus, selaku penanggung jawab M-Project juga menjelaskan, “ Setelah masuk 25 besar M-Project mendapat bantuan berupa dana dari Rumah Kreatif Ngada, alat musik tradisional dibantu oleh Bapak Antonius Waja, Sound System dari Antara Prima, dan Pakaian adat dari Indigo Langa”.
Lebih lanjut Yohanes Mantul menambahkan, ”M-Project merasa bangga bisa masuk dalam nominasi 12 terbaik, mendapat hadiah uang sebesar 21 juta, dan sertifikat dari Kemendikbudristek.
”Pada akhirnya beliau berharap, “Kiranya ke depan bisa lebih baik, dan bisa mengikuti event lain”.
redo