Teropongindonesianews.com
Kalimutu – Dalam Rangka Mendukung program Kesehatan Ibu dan anak Pemerintah Kecamatan Kelimutu bersama USAID Momentum mengadakan kegiatan workshop Hasil Mapping CE (Community Engagement) atau pelibatan serta masyarakat di Aula Kantor Desa Pemo Kecamatan Kelimutu, Jumat (14/04/2023.
Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Program MOMENTUM USAID Cluster Flores. Turut serta hadir dalam kegiatan ini Dinas PMD Ende, Dinas Kesehatan, Bappeda Ende, Camat Kelimutu, Kepala Puskesmas Kelimutu beserta staf, ibu ketua Penggerak PKK kecamatan kelimutu, para kepala Desa dan BPD dari 6 desa tetangga, para pendamping Desa, Tokoh agama, Tokoh adat dari desa Pemo, KPM, Tenaga kesehatan desa dari 7 desa.
Kegiatan ini dibuka oleh bapak Camat Kelimutu, Yosef David Sari yang diawali sapaan dari bapak kepala desa Pemo, Xaverius Peme Rada.
Dalam sapaannya, Kades Pemo menyampaikan terima kasih dan perlunya membangun kesdaran serta komitmen bersama pelbagai pihak untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi. Dana desa sangat memungkinkan untuk mendukung program tersebut.
“Kami Pemdes berkomitmen untuk benar benar beri perhatian di bidang kesehatan,dengan mengangarkan dari dana desa untuk menekan angka angka kematian ibu dan bayi dengan pengawalan ketat ibu hamil. Kita berjuang agar Tidak ada lagi yang lahir stunting dan balita stunting” papar Xaverius.
“Dengan adanya dukungan pendampingan dari USAID Momentum tentu diharapkan akses layanan kesehatan akan lebih maksimal lagi sehingga AKI, AKB dan Stunting bisa ditekan,” ujarnya.
District Coordinator USAID Momentum Ende, Bapak John Thomas Ire, menyampaikan bahwa melihat hasil mapping CE samadengan melihat potret terhadap isu KIA. Desa Pemo sebagai contoh tempat belajar melihat permasalahan tersebut selanjutnya kita berdiskusi apa yang bisa kita lakukan ke depan untuk memperbaiki kondisi ini demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Orang lain akan membantu setelah kita sendiri memulainya. Fasilitas kesehatan boleh bagus, Tenaga kesehatan boleh hebat tapi tanpa kepedulian dan peran serta aktif dari masyarakat semuanya akan sia-sia.
Lebih lanjut Kepala Bidang Sosbud Dinas PMD Benediktus Sudi menyampaikan bahwa dana desa adalah berkat dan regulasi memungkinkan untuk meningkatkan derajat kesehatan Ibu dan bayi. Hal senada juga di sampaikan oleh
Ibu Sarah Muawanah dari Bappeda yang menyampaikan bahwa kita harus pastikan untuk kehidupan ke depan yang lebih baik mulai dari anak-anak dan untuk itu harus dimulai dari keluarga, dimulai dari sejak dalam kandungan, Hambatan dan masalah yang ditemukan adalah tantangan kita yang harus dipecahkan bersama, jelasnya..
Sementara itu Camat Kelimutu, Yosef David Sari, Dalam Sambutannya mengapresiasi kehadiran Program MOMENTUM yang mau mendampingi desa di wilayah Kerjanya bersama segenap Stakeholders untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kecamatan Kelimutu
“MOMENTUM datang pada saat yang tepat di saat kita ini sedang bergulat merintis generasi emas di 2045. Kita berjuang mengatasi stunting, kita juga punya pengalaman kasus kematian ibu dan bayi. Kita perlu penguatan system pelayanan yang menjamin kesehatan ibu dan bayi baru lahir dan tentunya bayinya yang bebas stunting. Kita semua harus peduli.” ujar David.
Kegiatan yang di ikuti lebih dari lima puluh peserta berlangsung hingga jam 17.30 Wita, hasil mapping Ce disampaikan oleh DF Siprianus Tiga selanjutnya dirangkai dengan testimony dari Ketua Desa Siaga Hangalande, Alex Fade sebelum peserta berdiskusi diskusi menyusun rencana aksi dari setiap desa. 7 desa antusias menyusun rencana aksi baik yang swadaya maupun yang dibiayai dana desa pada 2023 dan 2024 dan menyampaikannya saat pleno.
Testimony dari Ketua Desa Siaga Hangalande – Kota Baru, Alexius Fade. Tidak ada yang sulit kalau kita mau. Desa kami sangat terpencil kami berjuang bersama biar tidak ada lagi yang terlambat ditolong. Kepedulian bersama adalah kuncinya.
Salah seorang peserta dari desa tetangga, Kepala desa Wolokelo Donatus Poto “Kami segera merevisi RAPBDes 2023 karena kebetulan sebentar lagi ditetapkan. Kita dukung kesehatan ibu dan bayi. Kami optimis Wolokelo akan jadi desa siaga”
Pada penutupan kegiatan Camat David Sari memberikan penegasan bahwa berkomitmen bersama seluruh Stakeholder yang ada, bersama pemerintahan desa, tokoh adat, tokoh agama dan lintas sector yang ada di kecamatan Kelimutu akan membangun system kesiap siagaan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayi. Tidak ada lagi kematian ibu dan kematian bayi. Tidak ada lagi yang lahir stunting. Bersama para kepala Desa untuk segera membentuk Desa Siaga dan menanggung bersama untuk pembangunan rumah tunggu di Puskesmas yang akan dimulai di tahun 2023 ini. Selain desa Pemo ada tiga desa yang juga berproses membangun desa siaga dengan pembiayaan dana desa di tahun 2023.(Red)