Teropongindonesianews.com
BANYUASIN – Polres Banyuasin menempatkan sejumlah personelnya pascakericuhan hingga terjadi pengrusakan aset milik perusahaan tambang batu bara Jumat 1 September 2023 malam.
Personel ditempatkan di perbatasan Desa Paldas Kecamatan Rantau Bayur Banyuasin dengan Desa Tanjung Agung Barat, Musi Banyuasin (Muba).
Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Kurniawan Azhar serta pejabat utama Polres Banyuasin, Jumat malam langsung mendatangi tempat kejadian perkara.
Kendati kondisi telah kondusif, Kapolres Banyuasin beserta personel lainnya tetap melakukan pengamanan dan sterilisasi dari tempat kejadian.
“Usai ada kejadian itu, Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra langsung turun,” kata Kasi Humas Iptu Sutedjo.
Ia menambahkan pihaknya menempatkan puluhan personel kepolisian untuk berjaga agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Kami minta warga supaya tidak berbuat anarkis yang merugikan masyarakat sendiri,” ujarnya.
Ia menerangkan kalau informasi yang beredar ini adalah bentrok antar warga, ia membantah hal tersebut.
“Perlu luruskan, ini bukan bentrok. Tetapi warga Desa Paldas mendatangi lokasi tambang,” terangnya.
Saat itu diduga ada keinginan sebagian masyarakat yang tidak direspon pihak perusahaan, sehingga terjadilah aksi itu.
“Tidak ada korban jiwa, hanya seorang sopir dump truk luka ringan,” bebernya.
Kemudian sopir yang terluka ini merupakan warga Tanjung Agung Barat Kabupaten Muba.
Kapolres mengimbau kepada warga agar tidak ada aksi balasan.
Selanjutnya pihaknya bersama Pemkab Banyuasin akan memfasilitasi mediasi antara masyarakat dan perusahaan terkait aspirasi masyarakat, supaya kejadian tak lagi terulang.
“Kita juga minta kepada pihak PT BCM (BASIN COAL MINING) untuk menghentikan terlebih dahulu seluruh aktivitasnya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, pengrusakan hingga pembakaran kendaraan terjadi di perbatasan Desa Paldas, Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin dengan Tanjung Agung Barat, Musi Banyuasin (Muba), terjadi pada Jumat 1 Sepetember 2023 sekitar pukul 16.00 WIB.
Sebelumnya sempat terjadi ricuh karena adanya penolakan warga Desa Paldas terhadap pembuatan akses jalan menuju perusahaan batu bara beberapa waktu lalu diabaikan oleh pihak perusahaan.
Sehingga warga desa Paldas menjadi tersulut emosi, melihat pihak perusahaan acuh dan masih terus melaksanakan pembangunan jalan untuk operasional batu bara.
Karena menurut warga, operasional perusahaan tambang batu bara diduga belum memiliki perizinan lengkap dan juga membuat ekosistem lingkungan menjadi rusak, seperti sawah menjadi gagal panen dan lainnya.
“Aksi itu sendiri spontan,” kata Daya warga sekitar.
Karena warga meminta aktivitas batubara itu stop sementara, karena perizinan seperti amdal dan lainnya sebagainya belum lengkap.
“Kemudian merusak ekosistem, ” jelasnya.
Tapi dari pihak perusahaan tetap ngeyel, dan tetap melaksanakan pembuatan jalan untuk operasional tambang batu bara itu.
Namun, untuk sementara waktu ini situasi sudah kondusif, dan itu menyebabkan adanya kericuhan diduga ada oknum.
“Warga dari Paldas sendiri ada yang luka,” ungkapnya.
Video kericuhan itu sendiri viral di media sosial, terlihat ada beberapa kendaraan operasional terbakar.
Syaiful, Camat Rantau Bayur ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu.
“Kita dari Pemerintah kecamatan sendiri bersama instansi terkait telah berupaya mengatasi hal itu,” katanya.
Untuk perkembangan lebih lanjut, Syaiful belum mendapatkan informasi.
“Tapi infonya sudah kondusif, pihak kepolisian sudah standby di lokasi, ” jelasnya.
Sementara, Kapolda Sumsel Irjen Pol Rahmad Wibowo melalui Kabid Humas Kombes Pol Supriadi MM menjelaskan bahwa situasi sudah terkendali dan aman
Kejadian pada hari Jumat sekitar pukul 16.00 dan pihak kepolsian sudah melakukan langkah langkah mediasi, baik ke pihak perusahaan maupun pihak masyarakat.
“Kedua belah pihak sepakat untuk menahan diri, sampai ada kesepakatan,” terang Supriadi.
Ir/Sumsel.