Lantik Anggota MPR PAW Partai Golkar, Ketua MPR RI Bamsoet Ingatkan Dalam Politik Bisa Mati Berkali-kali

Teropongindonesianews.com

*JAKARTA* – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa dalam politik bisa mati bekali-kali. Berbeda dengan militer yang mati hanya sekali. Sehingga kata Bamsoet, dalam politik jangan ‘baperan’ dan jangan jadi kutu loncat.

Bamsoet juga mengingatkan bahwa tidak lebih dari 161 hari ke depan, perjalanan kehidupan demokrasi kita akan sampai pada sebuah momentum penting. Tepatnya 14 Februari 2024, bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum serentak untuk memilih pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, sekaligus memilih Calon Anggota Legislatif DPR, DPD, dan DPRD.

Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, jumlah peserta Pemilu 2024 di Indonesia mencapai 204,8 juta jiwa. Angka ini tidaklah sedikit, karena kurang lebih setara dengan 74 persen dari total populasi Indonesia. Atau hampir 8 kali lipat dari jumlah penduduk Australia.

Dari data tersebut, jumlah generasi milenial dan generasi Z yang tercatat sebagai peserta Pemilu 2024 mencapai 115,6 juta jiwa, atau lebih dari 56 persen. Artinya, hasil Pemilu serentak akan sangat ditentukan oleh suara generasi muda.

“Kematangan generasi muda dalam memahami wawasan kebangsaan secara mendalam akan menjadi faktor kunci dalam menentukan sikap politik dan menggunakan hak pilihnya secara dewasa. Karena itu, dalam pembangunan wawasan kebangsaan yang digalakkan oleh MPR melalui program Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, generasi muda menjadi salah satu kelompok sasaran prioritas,” ujar Bamsoet usai memandu Pengucapan Sumpah Tofan Maulana dari Partai Golkar, Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II sebagai Anggota MPR Pengganti Antar Waktu, di Ruang Delegasi MPR RI, Jakarta, Rabu (6/9/23).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, apa pun paradigma yang dikedepankan dalam penyelenggaraan Pemilu, apakah dimaknai sebagai implementasi konkret dari daulat rakyat, ataukah sebagai media legitimasi bagi terbentuknya sebuah rezim pemerintahan, ataukah sebagai bagian dari proses pelembagaan representasi aspirasi publik, pada hakekatnya, penyelenggaraan Pemilu adalah sarana, dan bukan tujuan.

“Tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu terbentuknya suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, penyelenggaraan Pemilu adalah jalan menuju terbentuknya pemerintah negara sebagaimana dimaksud dalam amanat Konstitusi. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Pemilu adalah manifestasi dan implementasi demokrasi yang tidak boleh terlewatkan begitu saja.

“Pemilu memiliki makna penting, tidak hanya bagi para kontestan peserta Pemilu, melainkan juga bagi segenap elemen masyarakat yang memiliki hak suara, hak untuk memilih, dan hak untuk menentukan masa depan bangsa,” terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, sedemikian pentingnya hak pilih, sehingga Lyndon Baines Johnson, Presiden Amerika Serikat ke-36, mengemukakan bahwa, hak untuk memilih adalah hak dasar yang tanpanya, hak-hak lainnya tidak akan ada artinya. Hak memilih ini memberi setiap manusia, sebagai individu, kesempatan untuk menentukan kendali atas nasib mereka sendiri.

Pandangan tersebut menegaskan betapa pentingnya partisipasi dalam pemilu, sebagai wujud kepedulian dan komitmen untuk turut membangun kehidupan kebangsaan ke depan. Bercermin dari pengalaman, dapat diambil pelajaran bahwa mewujudkan Pemilu yang jujur, adil, damai, dan berkualitas, bukanlah pekerjaan yang mudah. Seringkali Pemilu menghasilkan residu kontestasi politik yang berimbas pada polarisasi rakyat, serta dapat memicu lahirnya konflik horisontal.

“Di sinilah pentingnya kita membangun komitmen dan kesadaran kolektif, bahwa esensi dari kompetisi demokrasi adalah memenangkan hati rakyat yang bermuara pada kepentingan rakyat, dan bukan justru menempatkan rakyat pada kutub-kutub polarisasi yang berseberangan. Kita juga tidak ingin implementasi demokrasi prosedural membuat kita terjebak pada demokrasi angka-angka, dan menjadi abai terhadap implementasi demokrasi secara substansial. Keduanya harus seiring sejalan, bersinergi membangun demokrasi yang seutuhnya,” pungkas Bamsoet. (LD)

Continue reading
Terima Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan Perguruan Tinggi

Teropongindonesianews.com

*JAKARTA* – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Borobudur Bambang Soesatyo menekankan terdapat tiga masalah fundamental yang dihadapi bangsa. Yakni kebodohan, kemiskinan, serta ketidakadilan. Pendidikan yang berkualitas merupakan kunci utama untuk mengatasi ketiga permasalahan tersebut.

“Pendidikan menjadi cahaya yang menuntun seseorang keluar dari kegelapan. Karenanya, keberadaan perguruan tinggi swasta yang berada di berbagai daerah, harus bisa menjadi solusi bagi pemerataan akses pendidikan tinggi terhadap berbagai kalangan masyarakat,” ujar Bamsoet usai menerima jajaran Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA 45 Jakarta), di Jakarta, Rabu (6/9/23).

Turut hadir antara lain, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi UTA 45 Jakarta Bambang Sulistomo yang merupakan putra Pahlawan Nasional Bung Tomo, serta Rektor UTA 45 Jakarta J. Rajes Khana.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini juga mengapresiasi berbagai pencapaian yang diraih UTA 45 Jakarta. Antara lain, UTA ‘45 Jakarta sudah dua kali berturut-turut sejak 2021 dan tahun 2022 meraih penghargaan atas pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas dengan skor penilaian 19,20. UTA ’45 Jakarta termasuk ke dalam kluster 1 yaitu nomor 2 se-PTS di wilayah L2Dikti Jakarta dan termasuk 25 besar se-PTS Nasional seluruh Indonesia.

“Kehadiran perguruan tinggi swasta seperti UTA 45 Jakarta sangat membantu pemerintah menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita. Misalnya, menurut data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, setidaknya terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan tingkat menengah setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,8 juta atau sekitar 48,6 persen terpaksa bekerja dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Salah satu penyebabnya karena daya tampung perguruan tinggi negeri yang terbatas,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Doktor Ilmu Hukum UNPAD dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, Statistik Pendidikan 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) juga memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Indonesia mayoritas masih didominasi oleh penduduk berpendidikan rendah. Pada tahun 2021, jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan pada sekolah menengah atau sederajat tercatat sebesar 29,21 persen, sedangkan lulusan perguruan tinggi hanya 9,67 persen.

“Sementara Survei Political Economic Risk Consultant bahkan menempatkan kualitas pendidikan Indonesia berada di urutan 12, atau paling bawah, di antara 12 negara Asia yang disurvei. Sedangkan berdasarkan Worldtop20.org, tahun ini Indonesia menduduki peringkat ke-67 dari 209 negara yang disurvei. Salah satu faktor yang melemahkan adalah persentase tingkat kelulusan perguruan tinggi yang hanya mencapai 19 persen,” pungkas Bamsoet. (LD)

Continue reading
Lantik Anggota MPR PAW Partai Golkar, Ketua MPR RI Bamsoet Ingatkan Dalam Politik Bisa Mati Berkali-kali

Teropongindonesianews.com

*JAKARTA* – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa dalam politik bisa mati bekali-kali. Berbeda dengan militer yang mati hanya sekali. Sehingga kata Bamsoet, dalam politik jangan ‘baperan’ dan jangan jadi kutu loncat.

Bamsoet juga mengingatkan bahwa tidak lebih dari 161 hari ke depan, perjalanan kehidupan demokrasi kita akan sampai pada sebuah momentum penting. Tepatnya 14 Februari 2024, bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum serentak untuk memilih pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, sekaligus memilih Calon Anggota Legislatif DPR, DPD, dan DPRD.

Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, jumlah peserta Pemilu 2024 di Indonesia mencapai 204,8 juta jiwa. Angka ini tidaklah sedikit, karena kurang lebih setara dengan 74 persen dari total populasi Indonesia. Atau hampir 8 kali lipat dari jumlah penduduk Australia.

Dari data tersebut, jumlah generasi milenial dan generasi Z yang tercatat sebagai peserta Pemilu 2024 mencapai 115,6 juta jiwa, atau lebih dari 56 persen. Artinya, hasil Pemilu serentak akan sangat ditentukan oleh suara generasi muda.

“Kematangan generasi muda dalam memahami wawasan kebangsaan secara mendalam akan menjadi faktor kunci dalam menentukan sikap politik dan menggunakan hak pilihnya secara dewasa. Karena itu, dalam pembangunan wawasan kebangsaan yang digalakkan oleh MPR melalui program Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, generasi muda menjadi salah satu kelompok sasaran prioritas,” ujar Bamsoet usai memandu Pengucapan Sumpah Tofan Maulana dari Partai Golkar, Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II sebagai Anggota MPR Pengganti Antar Waktu, di Ruang Delegasi MPR RI, Jakarta, Rabu (6/9/23).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, apa pun paradigma yang dikedepankan dalam penyelenggaraan Pemilu, apakah dimaknai sebagai implementasi konkret dari daulat rakyat, ataukah sebagai media legitimasi bagi terbentuknya sebuah rezim pemerintahan, ataukah sebagai bagian dari proses pelembagaan representasi aspirasi publik, pada hakekatnya, penyelenggaraan Pemilu adalah sarana, dan bukan tujuan.

“Tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu terbentuknya suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, penyelenggaraan Pemilu adalah jalan menuju terbentuknya pemerintah negara sebagaimana dimaksud dalam amanat Konstitusi. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, Pemilu adalah manifestasi dan implementasi demokrasi yang tidak boleh terlewatkan begitu saja.

“Pemilu memiliki makna penting, tidak hanya bagi para kontestan peserta Pemilu, melainkan juga bagi segenap elemen masyarakat yang memiliki hak suara, hak untuk memilih, dan hak untuk menentukan masa depan bangsa,” terang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, sedemikian pentingnya hak pilih, sehingga Lyndon Baines Johnson, Presiden Amerika Serikat ke-36, mengemukakan bahwa, hak untuk memilih adalah hak dasar yang tanpanya, hak-hak lainnya tidak akan ada artinya. Hak memilih ini memberi setiap manusia, sebagai individu, kesempatan untuk menentukan kendali atas nasib mereka sendiri.

Pandangan tersebut menegaskan betapa pentingnya partisipasi dalam pemilu, sebagai wujud kepedulian dan komitmen untuk turut membangun kehidupan kebangsaan ke depan. Bercermin dari pengalaman, dapat diambil pelajaran bahwa mewujudkan Pemilu yang jujur, adil, damai, dan berkualitas, bukanlah pekerjaan yang mudah. Seringkali Pemilu menghasilkan residu kontestasi politik yang berimbas pada polarisasi rakyat, serta dapat memicu lahirnya konflik horisontal.

“Di sinilah pentingnya kita membangun komitmen dan kesadaran kolektif, bahwa esensi dari kompetisi demokrasi adalah memenangkan hati rakyat yang bermuara pada kepentingan rakyat, dan bukan justru menempatkan rakyat pada kutub-kutub polarisasi yang berseberangan. Kita juga tidak ingin implementasi demokrasi prosedural membuat kita terjebak pada demokrasi angka-angka, dan menjadi abai terhadap implementasi demokrasi secara substansial. Keduanya harus seiring sejalan, bersinergi membangun demokrasi yang seutuhnya,” pungkas Bamsoet. (LD)

Continue reading
Desa Juwok menjadi sasaran Karya Bakti Manunggal Guyub Rukun ke-18 Kodim Sragen

Teropongindonesianews.com

SRAGEN – Kodim Sragen dan Pemkab Sragen berkolaborasi menggelar Karya Bakti Manunggal Guyub Rukun ke-18 di Ds. Juwok, Kecamatan Sukodono. Adapun sasaran karya bakti yaitu Cor blok jalan sepanjang 563 M tebal 12 Cm lebar 3 M, Rehab rumah tidak layak huni 5 unit dan Jamban sehat sebanyak 5 unit. Sedangkan sasaran non fisik berupa bintal rohani, sosialisasi kesehatan stunting & penyakit tidak menular, posyandu & posbindu, wawasan kebangsaan, penyuluhan binkamtibmas serta Penyuluhan Pertanian & peternakan, (6/9/23)

Karya Bakti di buka oleh Wakil Bupati Sragen H.Suroto di aula guyub rukun Makodim Sragen.
Dalam sambutannya Wakil Bupati mengatakan bahwa Karya Bakti TNI Manunggal Guyub Rukun ini sudah kita mulai dari tahun 2015 yang lalu dengan harapan kegiatan ini akan terus berjalan disetiap tahunnya, karena ini merupakan bagian dari cara kita merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotong – royongan untuk mengatasi persoalan – persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekaligus wujud semangat yang sejalan dengan konsep pembangunan Kabupaten Sragen.

Sinergitas dan kemanunggalan TNI dengan  Rakyat, serta Pemerintah Daerah melalui Karya Bakti TNI Manunggal Guyub Rukun seperti inilah yang kemudian menjadi suatu kekuatan luar biasa, untuk kita bersama dapat mewujudkan kemajuan Kabupaten Sragen. Karya Bakti TNI Manunggal Guyub Rukun memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pemerataan pembangunan khususnya infrastruktur di Kabupaten Sragen.

Khusus untuk kegiatan fisik, mari niatkan membangun untuk diri, keluarga dan saudara kita, selain terasa ringan, juga pasti akan memberikan yang terbaik dalam setiap prosesnya. Dikerjakan bersama dari awal hingga akhir, mengerti alur prosesnya semoga menumbuhkan rasa memiliki khususnya dari warga sehingga bisa dimanfaatkan dan dirawat sebaik mungkin. Layaknya membangun tempat tinggal sendiri, semoga infrastruktur nantinya dikerjakan sebaik mungkin, tepat guna, manfaat dan menambah kenyamanan sekaligus memperlancar mobilitas warga.

Dengan dimulainya Karya Bakti TNI Manunggal Guyub Rukun ke-18 tahun 2023 ini, Insyaa Allah pembangunan infrastruktur dan SDM yang akan dilakukan jajaran TNI, Pemerintah dan masyarakat selama kurang lebih 21 hari ke depan diharapkan dapat ikut mendorong roda sosial ekonomi masyarakat khususnya di wilayah Desa Juwok Kecamatan Sukodono dan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadikan kita lebih semangat lagi, lebih optimis menata Kabupaten Sragen ke depan lebih baik dan semakin hebat.

Dandim 0725/Sragen Letkol Inf Yoga Yastinanda, S.I.P mengatakan bahwa karya bakti dilaksanakan selama 21 hari terhitung sejak dibuka hari ini dan akan ditutup pada 26 September 2023.

“Harapan kami sinergitas antara TNI, Pemerintah Daerah dan rakyat bisa terus ditingkatkan melalui program karya bakti seperti ini, budaya gotong royong yang mulai luntur bisa dipupuk kembali, semoga dengan kegiatan ini bisa semakin meningkatkan ekonomi warga sekitar” Tutur Dandim.

Agus Kemplu

Continue reading
Babinsa Koramil Kemusu Bantu Salurkan Air Bersih kepada warga

Teropongindonesianews.com

BOYOLALI – Dampak kekeringan yang ditimbulkan dari musim kemarau tahun ini sangat panjang, diantaranya banyak sawah yang mengalami kekeringan serta gagal panen, musim hujan yang berahir begitu cepat sebagai penyebab utama faktor gagal panen karena tanaman padi menjadi fuso atau tidak ada isi. Dampak kekeringan ini juga banyak dirasakan oleh warga desa Kendel Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali.

PMI Kabupaten Boyolali dibantu oleh Babinsa Koramil 18/Kemusu Kodim 0724/Boyolali Sertu Abdul Azis membantu menyalurkan bantuan air bersih untuk konsumsi warga Dukuh Gagan Desa Kendel Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali. Rabu ( 06/09/23)

Sertu Abdul Aziz mengatakan warga Desa Kendel mengandalkan air sumur serta air embung yang sudah mengering, dan yang paling parah adalah ada warga yang tiap harinya membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Beruntung hari ini ada bantuan air bersih empat mobil tangki sebanyak 20.000 liter dari PMI Kabupaten Boyolali yang dalam penyalurannya dibantu oleh Pemdes dan Babinsa 18/Kemusu ke empat RT yaitu RT 2, 4, 5 di RW 4 Desa Gagan

Sementara dalam pendistribusian bantuan air bersih tampak puluhan ember dan jeriken berjejer di mobil tangki, Babinsa Sertu Abdul aziz dan petugas dari tangki tampak langsung mengisi satu-persatu ember dan jeriken itu menggunakan selang yang berukuran cukup besar.

Selain itu, warga pun terlihat mengangkut ember dan jeriken yang telah terisi penuh tersebut ke rumahnya, bahkan ada juga warga yang membawanya menggunakan pikulan.

Di tempat terpisah, Danramil 18/Kemusu Kapten Arh Iswadi Yusuf mengatakan,”Saya telah memerintahkan kepada para Babinsa agar memantau serta melaporkan tentang kondisi desa binaan masing-masing terkait dengan situasi serta kondisi dalam menghadapi musim kemarau ini,”

“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membantu warga yang membutuhkan bantuan air bersih yang seperti hari ini dilaksanakan ada droping bantuan air bersih kepada warga dukuh Gagan yang sangat membutuhkan air,” Ucap Danramil

“Kami berharap bantuan berikutnya dapat disalurkan kembali untuk membantu warga khususnya Kecamatan Kemusu,Saya juga berterimakasih kepada bapak Pemdes Kendel yang telah berkoordinasi dengan Babinsa kami dalam penyaluran bantuan air ini, kami berharap komunikasi serta koordinasi ini dapat berjalan dengan baik untuk meringankan beban warga,” Pungkas Danramil

Agus Kemplu

Continue reading