Workshop Komunitas Belajar Gugus 3 Kecamatan Marau
Teropongindonesianews.com
Ketapang kalbar – Gugus 3 Kecamatan Marau kabupaten ketapang Kalbar menggelar Workshop Komunitas Belajar (Kombel) Dengan tema Refleksi Hasil Pendampingan oleh Sekolah Penggerak dan Pembelajaran Berdiferensiasi oleh Komunitas Guru Penggerak Gugus 3 Kecamatan Marau di GOR Kenanga, Selasa (14/11/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dari setiap sekolah dasar yang ada di gugus 3. Dengan menghadirkan narasumber dari Kepala Sekolah Program Sekolah Penggerak (SDS EKA TJIPTA KENANGA & KENCANA) dan guru penggerak Gugus 3.
Kegiatan yang berlangsung selama sehari dihadiri oleh KORWILCAM Marau, Pengawas Sekolah, Ketua PGRI Marau, Ketua K3S Marau serta Kepala Sekolah dan dewan Guru segugus 3 Marau.
Ketua Gugus 3, Era Hari Hakiki, S.Pd. mengatakan, Komuntas Belajar (Kombel) ini dilakukan sebagai bentuk implementasi Kurikulum Merdeka (Kurmer) bagi guru-guru piloting untuk kelas multigrade.
“Kombel ini difungsikan agar guru-guru berperan akif dalam KKG. Sebagaimana yang sudah disampaikan bahwasanya multigrade mempunyai peran penting di sekolahnya. Mengingat guru-guru disini dilatih agar bisa membelajarkan anak-anak di kelas rangkap dengan aktif sehingga Kurikulum Merdeka ini sebagai dasar acuan untuk menggiatkan pembelajaran di kelas masing-masing,” kata Era, sapaannya.
Menurut Era, pokok pembahasan Kombel ini ada 9, yakni peran guru dan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD), budaya positif 1, 2 dan 3, pembelajaran diferensiasi, Kompetensi Sosial Emosional (KSE), coaching, PSD serta program berdampak positif.
“Untuk materi sendiri, kegiatan ini sama persis dengan apa yang dipelajari guru penggerak selama pelatihan, jadi kami menularkan ilmu yang kami dapatkan kepada guru-guru di gugus 3,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kombel dilaksanakan atas program kerja gugus melalui semua pihak.
“Sebelum melaksanakan kegiatan ini, yang dimulai sejak bulan lalu (September), kami sudah menjalankan kesepakatan dengan sekolah penggerak di gugus 3 untuk melakukan pengimbasan IKM kepada sekolah-sekolah di gugus 3,” urai Era.
Dirinya menambahkan, tedapat kesan positif dari segala pihak selama Kombel berlangsung.
“Alhamdulillah, baik pemateri dari guru penggerak maupun peserta kita mendapatkan kesan positif, salah satunya dengan kehadiran yang mencapai angka 95%, bagi guru yang tidak hadir pun pasti memiliki alasan seperti acara keluarga dan sebagainya,” ucapnya.
“Selain memberikan materi sesuai dengan apa yang kami dapatkan ketika mengikuti pelatihan guru penggerak, akan ada tindak lanjut berupa moniv ke sekolah-sekolah untuk memastikan guru mengimplementasikan apa yang mereka dapatkan selama Kombel,” pungkas Era.
Sementara itu, M. Kurnia Adzhari, S.Pd selaku kepala sekolah Eka Tjipta Kencana yang merupakan sekolah penggerak, dalam materinya menyampaikan bahwa kurikulum merdeka menjadi dasar bagi guru untuk terus berubah sesuai tuntutan zaman. “Kita adalah insan pembelajar sejati yang senantiasa terus memberikan semangat dan motivasi bagi peserta didik untuk terus berubah”, tandasnya. Lebih lanjut Kurnia sapaan akrabnya, memberikan motivasi dan juga semangat untuk terus berubah, dengan saling berbagi dan mau untuk belajar.
Dalam sambutannya KORWILCAM menyampaikan apresiasi dan juga dukungan yang penuh bagi peserta komunitas belajar gugus 3 yang senantiasa mau dan terus belajar untuk sesuatu yang baru. ” Ilmu itu mahal, walaupun dalam kegiatan ini kita mendapatkan sedikit, namun itu sudah sangat bernilai bagi proses pembelajaran kita di sekolah kita masing-masing. Walaupun apa yang kita dapatkan hari ini tidak sebanding dengan pengorbanan kita, tetapi saya yakin ilmu yang kita peroleh hari ini akan membawa dampak yang positif bagi anak-anak kita. Oleh karena itu, teruslah belajar dan mau untuk berbagi serta menerima saran dan arahan dari berbagai pihak demi kemajuan pendidikan di Wilayah gugus 3 khususnya dan kecamatan Marau umumnya.” Tegasnya.
Anang Prasetyo, S.Pd., selaku kepala SDS Eka Tjipta Kenanga yang juga merupakan sekolah penggerak menyampaikan materi miskonsepsi dalam kurikulum merdeka. “Selama ini kita seringkali terlena dengan keinstanan dalam memperoleh sesuatu. Namun, sesungguhnya bahwa kurikulum merdeka adalah sebuah proses. Kita terus ditempah dan dilatih agar kita menjadi guru yang menyenangkan bagi peserta didik. Wadahnya adalah komunitas belajar ini. Di sini kita berbagi dan berproses bersama agar pendidikan di wilayah kita menjadi layak.” Tandasnya.
Kegiatan pun ditutup dengan sesi penulisan Refleksi bagi peserta dalam mengikuti komunitas belajar sehari yang dilaksanakan oleh gugus 3 Marau. Hasil refleksi peserta ditulis dalam secarik kertas yang kemudian ditempelkan dipapan yang sudah disediakan, sebagai tanda bahwa kegiatan ini mesti mendapatkan dukungan positif dari peserta.
Bung Aan