Pembentukan Relawan SEMAR: Menuju Pringsewu yang Lebih Baik

Pringsewu, Lampung – Bercita-cita membawa perubahan dan kemajuan di Kabupaten Pringsewu, sebuah kelompok relawan bernama SEMAR (Sedulur M Alhusnuriski) telah dibentuk. Dipimpin oleh Darwinsi sebagai Ketua dan Maryadi sebagai Sekretaris, SEMAR bertekad untuk mendukung M Alhusnuriski, seorang birokrat dengan reputasi dan kemampuan yang mumpuni, dalam mewujudkan visi positifnya bagi Pringsewu.

Pertemuan perdana relawan SEMAR diadakan di wilayah kecamatan Gading Rejo. Di sana, para anggota berkumpul untuk menyusun strategi dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya.

Pertemuan ini menandai dimulainya gerakan yang bertujuan untuk menggalang dukungan luas bagi M Alhusnuriski dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pringsewu 2024.M

” Alhusnuriski dikenal sebagai birokrat yang berdedikasi tinggi dan memiliki visi untuk memajukan Pringsewu. Sepanjang karirnya, ia telah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. Hal ini menjadikan Alhusnuriski sebagai calon ideal bagi banyak warga Pringsewu untuk memimpin daerah mereka menuju masa depan yang lebih cerah.

“SEMAR dibentuk dengan tujuan untuk mendukung M Alhusnuriski, yang kami yakini memiliki kapasitas dan integritas untuk membawa perubahan positif di Pringsewu,” kata Darwinsi dalam sambutannya. “Kami berkomitmen untuk bekerja keras dalam menggalang dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, karena kami yakin bahwa bersama-sama kita bisa mewujudkan Pringsewu yang lebih baik.

“Maryadi, selaku Sekretaris, menambahkan bahwa relawan SEMAR akan bergerak secara inklusif dan partisipatif. “Kami mengundang semua warga Pringsewu yang memiliki visi yang sama untuk bergabung dengan kami. Bersama-sama, kita bisa melakukan banyak hal untuk kemajuan daerah kita,” ujarnya.

Pertemuan ini juga menjadi ajang diskusi yang konstruktif, di mana para relawan berbagi ide dan usulan untuk strategi kampanye dan program-program yang akan diusung oleh M Alhusnuriski jika terpilih.

Semangat kolektif dan optimisme mewarnai pertemuan ini, menandakan tekad kuat SEMAR untuk mengantarkan Pringsewu menuju masa depan yang lebih gemilang

Sadek

Continue reading
LSM LIRA Jatim Gelar Pertemuan Koordinasi Jelang HUT ke-19, Siap Sukseskan Acara dengan Semangat Kolaborasi

Sidoarjo, 19 Juni 2024 – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jawa Timur semakin dekat. Jelang momen penting ini, jajaran pimpinan LSM LIRA Jatim mengadakan pertemuan koordinasi dan konsolidasi di kantor sekretariat LSM LIRA Sidoarjo, pada Selasa (18/06/2024).

Pertemuan ini dihadiri oleh para petinggi organisasi, termasuk Gubernur LSM LIRA Jatim Bambang Ashraf HS, Wakil Gubernur LSM LIRA Jatim Ayik Suhaya, Bupati LSM LIRA Probolinggo Samsudin (yang juga terpilih sebagai Gubernur LSM LIRA Jatim periode selanjutnya), Bupati LSM LIRA Sidoarjo Winarno S.T., S.H., MHum, dan Ketua Lira Disabilitas Care (LDC) Abdul Majid.

Tujuan utama pertemuan ini adalah untuk memastikan kesiapan menyeluruh dalam menyambut acara puncak yang akan dihelat pada 25-27 Juni 2024 di Sun Hotel Sidoarjo.

Bupati LSM LIRA Sidoarjo, Winarno S.T., S.H., MHum, memaparkan secara detail kesiapan tim panitia dan anggaran yang diperlukan untuk menyukseskan acara. Ia menekankan bahwa persiapan telah dilakukan dengan matang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk panitia, sponsor, dan instansi terkait.

“Berbagai persiapan telah rampung, termasuk akomodasi, transportasi, konsumsi, dan keamanan. Kami ingin memastikan kelancaran dan kenyamanan para tamu undangan selama acara berlangsung,” jelas Winarno.

Lebih lanjut, Winarno mengungkapkan bahwa berbagai kegiatan menarik telah disiapkan untuk memeriahkan HUT ke-19 LSM LIRA, seperti seminar nasional bertema anti-korupsi, diskusi publik tentang isu-isu terkini, dan kegiatan bakti sosial yang melibatkan masyarakat sekitar.Semangat kolaborasi dan sinergi antar anggota LSM LIRA Jatim menjadi fokus utama dalam pertemuan ini.

Gubernur LSM LIRA Jatim, Bambang Ashraf HS, menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim panitia dan menekankan pentingnya kerjasama yang solid untuk menyukseskan acara.

“HUT ke-19 ini bukan hanya perayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat soliditas dan semangat perjuangan LSM LIRA dalam mengabdi kepada masyarakat. Saya yakin dengan kerjasama yang solid, acara ini akan berjalan sukses dan berkesan,” ungkap Bambang.

Bambang juga menekankan bahwa acara ini harus dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat Jawa Timur. Ia berharap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat memberikan edukasi, inspirasi, dan solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Senada dengan Bambang, Wakil Gubernur LSM LIRA Jatim, Ayik Suhaya, mengajak seluruh anggota untuk berperan aktif dalam memeriahkan acara. Ia meyakini bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menyukseskan HUT ke-19 LSM LIRA.

“Mari bergandengan tangan dan saling bahu membahu untuk mewujudkan acara yang berkesan dan bermanfaat. Setiap anggota memiliki kontribusi yang berharga, sehingga partisipasi aktif dari semua pihak sangatlah dibutuhkan,” seru Ayik.

Ayik juga mengingatkan tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan. “Kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkah yang kita ambil. Ini penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan kelancaran acara,” tambahnya.

Bupati LSM LIRA Probolinggo, Samsudin, yang juga akan memimpin LSM LIRA Jatim di periode selanjutnya, menekankan pentingnya kesiapan menyeluruh untuk menyambut HUT ke-19. Ia berharap acara ini dapat menjadi momen refleksi dan proyeksi visi-misi LSM LIRA ke depan.

“Persiapan yang matang harus mencakup semua aspek, mulai dari teknis pelaksanaan hingga konten acara. Kita ingin HUT ke-19 ini menjadi refleksi dari nilai-nilai yang dipegang teguh oleh LSM LIRA, yaitu keadilan sosial, kesetaraan, dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Samsudin.

Samsudin juga mengajak seluruh anggota untuk menjadikan HUT ke-19 sebagai momentum untuk memperkuat komitmen LSM LIRA dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat dan mewujudkan masyarakat Jawa Timur yang adil dan sejahtera.

Pertemuan koordinasi ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi antar anggota, dimana berbagai masukan dan saran disampaikan untuk menyempurnakan persiapan acara. Semangat kolaboratif dan antusiasme dari seluruh anggota LSM LIRA Jatim semakin menguatkan optimisme terselenggaranya HUT ke-19 yang sukses.

Hadi

Continue reading
Hari Kedua Idul Adha 1445 H, Kemenag Karawang Menyembelih Hewan Kurban 7 sapi dan 8 Kambing

Teropongindonesianews.com

Karawang – Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang menyembelih hewan kurban di hari kedua Idul Adha 1445 H, sebanyak 7 sapi dan 8 kambing di halaman kantor Kemenag Kabupaten Karawang Jl. Husni Hamid No. 1, Kel. Karawang Wetan Kec. Karawang Barat, Nagasari, Karawang Selasa 18 Juni 2024.

Kepala Kemenag Karawang, H. Sopian mengatakan, berbeda dengan tahun lalu, di Idul Adha tahun ini jumlah hewan kurban lebih banyak, tahun lalu hewan kurban yang disembelih jumlahnya di bawah 5 ekor, untuk tahun ini penerima daging kurban lebih banyak dibanding tahun lalu, hewan kurban ini merupakan kolektif pegawai Kantor Kemenag Karawang.

Ini merupakan pengorbanan dari rekan Kemenag dan Insha Allah menjadi ibadah,” jelasnya.

Dijelaskan H. Sopian, kurban yang dilaksanakan Kemenag Karawang ini memberikan contoh kepada masyarakat agar berqurban harta dan pikiran, untuk kemajuan dakwah Islam.

Meski masih libur Idul Adha, sambung H. Sopian, pegawainya tetap kompak hadir mengikuti prosesi penyembelihan hewan kurban di kantor, proses pemotongan hingga ‘packing’ daging dilakukan pegawai Kemenag.

“Semua daging kurban ini disalurkan untuk pegawai Kemenag dan masyarakat, seperti pemulung dan petugas kebersihan,” ujarnya.

H. Sopian menekankan pentingnya mengenang kisah teladan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam peringatan Iduladha. Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail, mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga yang harus dipahami dan diteladani umat Islam.

“Hari Raya Idul Adha mengajarkan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Melalui pelaksanaan salat dan kurban, umat Muslim bisa menunjukkan ketaatan dan rasa syukur kepada Sang Pencipta,” ungkap H. Sopian.

Hikmah lainnya, menurut H. Sopian, adalah pelajaran tentang pengorbanan dan keikhlasan. Kisah Nabi Ibrahim yang dengan tulus mengorbankan putranya mengajarkan kita untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.

“Idul Adha juga mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan sesama. Berqurban merupakan tindakan memberikan sebagian dari harta kepada mereka yang membutuhkan. Ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan mereka yang kurang beruntung di tengah kehidupan kita,” tambahnya.

Selain hikmah-hikmah tersebut, H. Sopian menjelaskan makna dari ibadah qurban. Qurban bukan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana untuk menyantuni kaum yang kekurangan. Melalui Qurban, umat Islam belajar bersedekah dengan ikhlas.

“Dengan melaksanakan qurban, kita mengorbankan dan berbagi harta yang dimiliki. Sedekah tersebut tidak semata-mata mengurangi harta, tetapi justru akan menambah keberkahan,” ujarnya.

Hewan yang dijadikan Qurban harus memenuhi kriteria tertentu, seperti kondisi prima, sehat, tidak cacat, dan sudah masuk umur yang ditentukan. Hewan sapi harus berusia minimal 2 tahun dan kambing minimal 1 tahun. Penyembelihan harus dilakukan sesuai ketentuan, yaitu setelah salat Idul Adha.

Selain itu, H. Sopian menekankan pentingnya ikhlas dalam berkurban dan belajar berdzikir. Saat melaksanakan Qurban, disunahkan untuk melantunkan Basmallah dan Bertakbir. Ada juga larangan tertentu, seperti tidak boleh memotong rambut dan kuku sebelum berqurban.

Dengan semangat Idul Adha, Kemenag Karawang berharap dapat memberikan inspirasi dan teladan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah kurban dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur.

Pewarta: Fuljo Saefulrohman.

Editor: Santoso.

Continue reading
PLN Masuk Jajaran 10 Besar Perusahaan Terbaik Asia Tenggara Versi Fortune

Teropongindonesianews.com

Jakarta, – Transformasi bisnis dan kinerja mentereng sukses membawa PT PLN (Persero) masuk dalam daftar 10 besar perusahaan terbaik di Asia Tenggara versi 500 Fortune Southeast Asia tahun 2024.

Kinerja bisnis yang positif dan pertumbuhan kinerja keuangan secara tahunan dibawah kepemimpinan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membawa perseroan menempati peringkat 6 mengalahkan sejumlah perusahaan multinasional dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.

Darmawan mengungkapkan, capaian ini menjadi tonggak sejarah bagi PLN yang telah konsisten melakukan transformasi bisnis berbasis digital secara “end to end” selama 3,5 tahun terakhir.

“Kami digitalkan seluruh proses bisnis kami mulai dari pembangkit, transmisi dan distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan dan pembayaran, hingga sistem layanan pelanggan kami, sehingga saat ini PLN menjadi makin lincah, kokoh, dan trengginas,” ujar Darmawan.

Darmawan melihat capaian ini didapat atas kerja keras seluruh insan PLN yang berdedikasi penuh untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia.

“Ini merupakan capaian dari seluruh insan PLN yang sudah bersama-sama bekerja keras. Saya mengucapkan terima kasih dan mendedikasikan capaian ini kepada seluruh insan PLN yang telah memberikan maximum effort sehingga dapat mengubah proses bisnis dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi dan pada akhirnya membuat PLN bisa mencapai titik ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan,” tutur Darmawan.

Tercatat, PLN meraih pendapatan sebesar USD32,01 miliar dengan raihan laba PLN menjadi USD1,44 miliar. PLN juga mencatatkan aset sebesar USD108,51 miliar dengan total serapan tenaga kerja mencapai 51.245 orang.

“Raihan positif ini tentu sejalan dengan visi PLN menjadi Top 500 Global Company. PLN berkomitmen penuh terus mendorong transformasi bisnis yang sejalan dengan mandat pemerintah untuk menghadirkan energi listrik yang andal dan hijau,” ungkap Darmawan.

Pemimpin Redaksi Fortune Asia, Clay Chandler mengatakan, fokus Fortune pada kawasan ini muncul karena Asia Tenggara semakin penting dalam ekonomi global. Hal ini diklaim berkat pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.

“Fortune Southeast Asia 500 (500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Fortune) mencerminkan kawasan yang dinamis dan cepat berubah, kawasan yang ekonomi intinya tumbuh jauh lebih cepat daripada Eropa atau Amerika Serikat. Ini sebagian karena Asia Tenggara mengambil peran yang jauh lebih penting dalam ekonomi global, tidak terkecuali karena sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara,” kata Clay Chandler.

Fortune Southest Asia 500 2024 mencatat, Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan, disusul Thailand dengan 107 perusahaan. Malaysia, dengan 89 perusahaan dalam daftar tersebut, mengungguli Singapura dengan 84 perusahaan. Sementara itu Vietnam dengan 70 perusahaan, Filipina dengan 38 perusahaan, dan Kamboja dengan dua perusahaan.

Sekilas Tentang PLN

PT PLN (Persero) adalah BUMN kelistrikan yang terus berkomitmen dan berinovasi menjalankan misi besar menerangi dan menggerakkan negeri. Memiliki visi menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara, PLN bergerak menjadi pilihan nomor 1 pelanggan untuk Solusi Energi. PLN mengusung agenda Transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik. PLN dapat dihubungi melalui aplikasi PLN Mobile yang tersedia di PlayStore atau AppStore.

Pewarta: Jhon.

Editor: Santoso.

Continue reading
NAGEKEO: HAKIKAT ADA YANG BELUM TUNTAS

Teropongindonesianews.com

Oleh Dionisius Ngeta, S.Fil
Putera Bheda Mbamo-Nangaroro Nagekeo
Warga RT/RW 018/005 Kel. Wuring Kec. Alok Barat, Kab. Sikka

Nagekeo bukan sebuah konstruksi keberadaan yang telah tuntas diperjuangkan. Ia bukan proyek yang sekali jadi dikerjakan. Dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat termasuk politik dan demokrasi, Nagekeo merupakan sebuah entitas sosial yang konstruksi dan hakikat keberadaannya terus menjadi dan belum selesai diperjuangkan.

Ada dan keberadaannya yang belum tuntas yakni menjadi lebih mandiri dan sejahtera sebagaimana telah diperjuangkan para pendahulunya adalah sebuah fakta, kenyataan dan kebenaran yang tak dapat disangkal. Karena itu mewujudkan hakikat adanya adalah ikhtiar bersama, tanggung jawab moral dan perjuangan yang tak akan pernah tuntas bersama masyarakat dan para pemimpinnya.

Masyarakat bersama pemerintah terus berikhtiar menemukan cara dan langkah-langkah strategis memperjuangkan hakikat adanya yang belum tuntas itu yaitu Kemandirian dan Kesejahteraan. Solidaritas dan soliditas dengan spirit “to’o jogho wangga sama” tetap digelorakan sambil merefleksikan: Untuk apa dan untuk siapa Nagekeo ada? Seperti apa Nagekeo tercinta telah berada sebagai sebuah entitas sosial di antara kabupaten-kabupaten lainnya? Sejauh mana Nagekeo terus menjadi lebih baik (Mandiri dan Sejahtera) setiap periode kepemimpinan? Apa masalahnya jika Nagekeo tampak stagnan alias berjalan di tempat dalam berbagai aspek pembangunan?

Mungkin itu sedikit pertanyaan untuk direfleksikan! Tapi apapun pertanyaannya, optimisme dalam semangat solidaritas dan soliditas “to’o jogho wangga sama” terus dikobarkan. Semangat juang penuh ketulusan mesti tak pernah padam menjiwai seluruh masyarakatnya, para stake holders, pemerintah dan para pemangku kepentingan sebagaimana telah dicontohkan para pendirinya. Sehingga cita-cita Nagekeo yang mandiri dan lebih baik dalam berbagai aspek penting kehidupan terutama percepatan pelayanan dan kesejahteraan yang masih jauh dari harapan menjadi nyata dirasakan masyarakat dan anak cucunya dari masa ke masa.

Hakikat Ada Nagekeo dan Daya Juang Pendahulunya

Ada dan keberadaan Kabupaten Nagekeo bukan tanpa dasar dan aral rintangan. Bukan juga tanpa arah dan tujuan dari hakikat adanya yang telah diperjuangkan para pendahulunya. Spirit solidaritas, soliditas, gotong-royong alias “to’o jogho wangga sama” adalah api yang selalu dinyalakan dalam setiap langkah perjuangan mereka bersama masyarakat.

Jika kita merunut pada sejarah, Hakikat Ada Kabupaten Nagekeo bermula dari pemikiran Otonomi atau Kemandirian terutama dari aspek budaya. Para pejuang awal telah melihat bahwa Nagekeo memang bisa mandiri karena kaya dengan tradisi dan kebudayaan selain sumber daya alam dan manusianya. Nagekeo sangat potensial untuk mandiri, menjadi kabupaten sendiri yang defenitif.

Perspektif dan obsesi kemandirian/otonomi budaya ini menjadi cikal-bakal timbulnya solidaritas, “to’o jogho wangga sama” dan dukungan politik yang massif dan luas. Tujuannya adalah Mendekatkan Pelayanan dan Percepatan Kesejahteraan masyarakat (https://nagekeokab.go.id/?page_id=14).

Untuk sebuah kemandirian, bermula dari solidaritas dan dukungan politik dengan tujuan mendekatkan pelayanan dan percepatan kesejahteraan masyarakat maka Nagekeo Ada dengan sebuah perjuangan yang tak mudah. Hakikat Adanya ini telah dikonstruksikan penuh tantangan dan dengan perjuangan yang tiada tara oleh para pendahulu hingga resmi menjadi sebuah kabupaten defenitif.

Obsesi politik dari Hakikat Ada itu telah dan terus diperjuangkan tiada henti sejak tahun 1965 oleh DPR-GR. Dan pada akhirnya dituangkan dalam pernyataan DPR-GR Nomor 01 tahun 1965, tanggal 15 Februari 1965 tentang permohonan kepada Pemerintah Agung RI untuk membagi Kabupaten Ngada menjadi dua yakni Daswati Nagekeo dan Daswati Ngada (https://nagekeokab.go.id/?page_id=14).

Situasi sosial politik saat itu menjadi tantangan terealisasinya obsesi politik dari hakikat ada Nagekeo tercinta. Tapi para pejuang awal sebut saja seperti Bapak Yohanes Samping Aoh, Bapak Antonius Bhia Wea, Bapak Hendrikus Nio, Bapah Hironimus Dapa Tunga, Bapak Elias Djo dan lain-lain yang bergerak melalui Forum Perjuangan Pembentukan Kabupaten Nagekeo (FPPKN) tak pernah berhenti berjuang dan memobilisasi dukungan dan solidaritas masyarakat melalui spirit “to’o jogho wangga sama”.

Cita-cita yang terus menggelora untuk sebuah Hakikat Ada Kabupaten Nagekeo pada ahirnya berhasil mendapatkan penetapannya. Saat pemerintahan Bupati Johanes Samping Aoh, Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Ngada ke Mbay berhasil ditetapkan dalam PP. No. 65 Tahun 1998 Tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Ngada di Bajawa ke Mbay, kecamatan Aesesa (https://nagekeokab.go.id/?page_id=14).

Gelora semangat para pejuang awal tak pernah bisa dipatahkan oleh apapun aral-rintangan yang datang silih berganti. Tantangan dana kala itu menjadi satu hal krusial meraih cita-cita. Tapi para pendahulu tak pernah menyerah untuk terus berjuang dalam pengharapan.

Bagi mereka, untuk sebuah visi (Kemandirian) yang merupakan hakikat ada dengan misi mendekatkan pelayanan dan mempercepat kesejahteran dalam spirit solidaritas, semua tantangan dan kesulitan begitu mudah dikelola dan menjadi sebuah peluang. Optimisme adalah cara melihat tantangan dan kesulitan sebagai kesempatan meraih impian.

Kesempatan itu pada akhirnya datang pada waktunya. Usulan Pemekaran Kabupaten Ngada dan Pembentukan Kabupaten Nagekeo akhirnya dikabulkan/disetujui. Perjuangan yang ikhlas tak pernah sia-sia untuk sebuah visi dan misi yang mulia kendatipun aral-rintangan datang menghadang.

Pada tanggal 08 Desember 2006, DPR-RI Menyetujui Pembentukan Kabupaten Nagekeo Melalui Penetapan Undang-Undang Nomor 02 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Nagekeo. Dan pada tanggal 22 Mei 2007, Calon Kabupaten Nagekeo diresmikan menjadi Kabupaten defenitif, bersama dilantiknya Drs. Elias Djo sebagai pejabat bupati Nagekeo. (https://nagekeokab.go.id/?page_id=14).

Hakikat Ada Tak Pernah Selesai Diperjuangkan

Mencari, menemukan dan memperjuangkan apa yang menjadi hakikat ada dari sebuah entitas sosial yakni kabupaten Nagekeo tidak berlebihan jika dikatakan merupakan sebuah panggilan tugas metafisika yang tak pernah tuntas. Atau secara spesifik dikatakan merupakan tugas antropologis dan sosiologis bagi semua pihak dan setiap generasi.

Semua warga masyarakat Nagekeo, elemen masyarakat, pemerintah bersama pemimpinnya memiliki tanggungjawab moral menemukan, menghidupi dan terus memperjuangkan tiada henti terciptanya Hakikat Keberadaan Kabupaten Nagekeo yaitu Kemandirian di berbagai bidang sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendahulunya dengan misi mendekatkan pelayanan dan mempercepat kesejahteraan.

Kemandirian dengan pelayanan yang semakin maksimal dan terciptanya kesejahteraan masyarakat tidak datang dengan sendirian dan tidak ada dalam sekejab. Dia tidak datang dengan berpangku tangan alias bermalas-malasan dan bermental instan. Kerja keras, kerja cepat dan kerja cerdas penuh optimisme adalah spirit yang memungkinkan kemandirian dan terciptanya pelayanan yang maksimal dan kesejahteraan. Bermartabat, akuntable dan transparan dalam mengelola uang rakyat dan jauh dari perilaku KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) adalah syarat bagi percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Daya juang yang tiada tara, kerjasama, kerja keras dan solidaritas di antara semua pihak (stake holders, pemerintah dan masyarakat) dengan spirit “to’o jogho wangga sama” sebagaimana telah digelorakan oleh para pendirinya adalah jalan panjang untuk mewujudkan terciptanya kesejahteraan dan pelayanan terhadap masyarakat yang semakin cepat, baik dan maksimal.

Nagekeo adalah sebuah kabupaten yang konstruksi keberadaannya terus menjadi dan belum selesai diperjuangkan. Ada dan keberadaannya untuk menjadi lebih baik (mandiri dan sejahtera) adalah ikhtiar bersama dan jalan panjang-penuh perjuangan bagi semua pihak (masyarakat dan pemerintah).

Untuk itu solidaritas dengan spirit “to’o jogho wangga sama” harus tetap dan terus digelorakan setiap hajatan dan pada semua lini kehidupan. Sehingga hakikat adanya yang belum tuntas bisa jadi nyata dan terus dialami masyarakat setiap saat pergantian pemerintah atau pucuk pimpinan.

Dibutuhkan Pemimpin “Ngai dewa-rende ria”

Visi Kemandirian yang merupakan Hakikat Ada Kabupaten Nagekeo dengan Misi Percepatan Pelayanan dan Terciptanya Kesejahteraan tidak sekedar obsesi-utopis apalagi politis. Tetapi harus sungguh menjadi realis dan riil dialami masyarakat dari masa ke masa setiap pergantian kepemimpinan.

Untuk itu Nagekeo butuh para pemimpin dari berbagai level dengan predikat ‘Ngai dewa-Rende ria”. Kemandirian sebagai sebuah Hakikat Ada Nagekeo dan Percepatan Pelayanan dan Kesejahteraan akan lebih mudah dialami jika masyarakat memiliki pemimpin dengan jejaringan yang luas, kemampuan berpikir yang prospektif dan strategis dengan integritas moral mumpuni (Ngai dewa-rende ria).

Nageko tidak akan pernah keluar dari lilitan kemiskinan, permasalahan pendidikan, ketidakadilan, kesulitan air bersih, KKN dan sebagainya jika pemimpinnya bekerja linear, begitu-begitu saja apalagi “ngai bhoko-rende re’e” alias memiliki kapasitas standar dengan integritas moral bermasalah. Presiden Jokowi sendiri pernah mengatakan kepada para menterinya: “Kita tidak bisa bekerja linear, runtinitas dan biasa-biasa saja untuk masyarakat. Apalagi dalam situasi seperti sekarang”.

Nagekeo tidak akan pernah keluar dari permasalahannya jika mendapatkan pemimpinan dan ASN (Aparatur Sipil Negara) bermental boss dan bergaya priyayi pada hal mereka digaji dan dia dipilih untuk melayani. Kita tidak akan pernah mengalami perubahan dan kemajuan yang nyata, jika pemimpinya terpilih karena kekuatan uang.

Tentu masyarakat Nagekeo menaruh harapan besar memiliki pemimpin dengan predikat “mosa ngai dewa – daki rende bhala” alias pemimpin dengan perencanaan dan terobosan besar dan jangka panjang bagi kepentingan rakyatnya selain “mosa nggengge mere – daki danggo dewa”, pemimpin dengan karakter mengayomi dan melayani masyarakat tanpa memperalatnya.

Kehadiran dan keberadaan seorang pemimpin harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa ia adalah “mosa ngai sia, daki rende bhala” (tokoh pemberi jalan pada kebuntuan dan mendatangkan solusi pada persoalan masyarakat), selain “mosa-paka, daki-songga, mosa-nua, daki-oda” alias tokoh berpengaruh pada jalan kebenaran dan pekerja keras, terhormat dan menjadi panutan komunitas/masyarakat).

Visi – Misi, terciptanya kemandirian, percepatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu dihasilkan dari pemimpin yang selalu berkeringat (kerja keras) dan berkerut dahi (berpikir keras) melakukan terobosan, penuh optimisme, berpikir panjang dan bercita-cita besar untuk kepentingan masyarakat.

Mengalami dan merasakan hakikat ada dari Nagekeo tercinta (Kemandirian, percepatan pelayanan dan Kesejahteraan) adalah hak setiap warganya. Kewajiban dan tanggung jawab moral setiap mereka yang menikmati hidupnya dari uang rakyat dan mendapatkan mandat dan kepercayaan masyarakat adalah memungkinkan hakikat ada itu semakin nyata dirasakan dan dialami masyarakat dari saat ke saat dan setiap kali pergantingan pemerintah.

Pewarta: Yohanis Don Bosco.

Editor: Santoso.

Continue reading