Nasib Elias Ndala Jadi PPPK Pupus di pemerintahan Heri Nabit
Teropongindonesianews.com
Manggarai – Elias Ndala kembali bersuara usai dirinya dinyatakan tidak lolos dalam seleksi pemberkasan PPPK. Untuk di ketahui,tidak lolosnya Elias dalam seleksi ini lantaran ada berapa surat keterangan yang tidak di tanda tangani oleh kapus maupun kepala dinas kesehatan Manggarai yang menjadi persyaratan dalam seleksi pemberkasan.
Elias sendiri tidak mengetahui alasan
drg. Bartolomeus Hermopan selaku
Kepala dinas kesehatan manggarai terkait tidak memberikan surat pengalaman kerja, surat aktif kerja, dan surat perintah kerja.
Sementara menurut Elias, dirinya tidak pernah mendapatkan surat teguran dari dinas maupun SP satu dan sejenisnya dalam masa pengabdiannya kurang lebih selama 14 Tahun.
Karena merasa aneh,saat itu pun ia langsung menghubungi drg.Bartolomeus Hermopan untuk mempertanyakan terkait alasan Dinas tidak memberikan ke-tiga surat itu yang menjadi persyaratan.
Dalam hasil percakapan itu, drg Tomy hanya menjawab jika keputusan terkait itu”semuanya menjadi keputusan Bupati”
Menurut Elias, jawaban Kadis kesannya seperti ada masalah pribadi antara dirinya dengan bupati dan kadis ketika melihat jawaban kadis melalui pesan whatsapp yang diterimanya.
“Saya juga merasa aneh sekali atas jawaban Kadis dalam percakapan dengan saya kaka.Saya melihatnya seperti ada masalah pribadi saya dengan bupati begitupun dengan kadis. meskipun semuanya tidak pernah ada.” Ungkap Elias.
Elias menambahkan, kalau saat itu kadis kesehatan perna menjawab dihadapan parah Jurnalis.jika dirinya di aktifkan kembali, maka ia akan melakukan demo lagi.
“Ini tuduhan yang sangat menyudutkan. sepertinya saya ini sering melakukan anarkis di Manggarai.Saya bingung jawaban dr Tomy saat itu,bahakan saya dituduh provokator hanya karena saya dipercayakan menjadi kordinator dari 249 Nakes yang mendatangi kantor Bupati.kehadiran kami juga saat itu murni mengadu Nasib, tidak melakukan anarkis,”tegas Elias.
Elias Menemukan banyak Kejanggalan Dalam Seleksi PPPK
Elias menemukan banyak kejanggalan dan ketidak adilan dalam seleksi administrasi PPPK kali ini.
Menurutnya, kalau dalam surat SPK untuk teman-teman yang diaktifkan kembali terhitung sejak bulan Januari sampai 30 Desember 2024 secara terus-menerus.sementara mereka pernah dirumakan terhitung sejak bulan April Sampai dengan September 2024.
“Menurut saya, ini ada manipulasi dokumen.karena dalam surat SPK itu terhitung sejak Januari sampai dengan 31 Desember 2024. Sementara kami dan teman teman lainnya pernah dirumakan kurang lebih selama 5 bulan,” Tegas Elias
Tidak hanya itu, Ia juga pernah tanda tangan surat SPK pada bulan Maret sewaktu pulang dari kantor bupati.Dan saat itu Kadis menjelaskan,kalau surat itu akan ditandatangani oleh bupati. tetapi, faktanya surat itu saat ini hanya di tanda tangani oleh kadis dan yang bersangkutan.
“Bagi saya ini bagian dari manipulasi dokumen,karena dari April sampai September kami di rumahkan dan gajianya tentu tidak ada, tetapi faktanya surat SPK yang beredar terhitung dari satu Januari sampai 31 Desember, berarti gajinya ada,”kata Elias
Elas pun masih menemukan kejanggalan lainnya, di mana salah satu temannya yang sempat tidak berkerja selama satu tahun, karena mengikuti suaminya.tetapi, ia masih lolos pemberkasan dengan menggunakan data tahun 2023.
“Ada informasi yang dari teman saya ada yang lolos dengan menggunakan berkas dari tahun 2023.padahal ia tidak berkerja selama satu tahun, karena ikut suaminya.memang informasi yang diperoleh kalau teman itu di panggil kembali oleh BKD pada tanggal 6 November kemarin,hingga hari ini saya belum tau informasi selanjutnya.” Tegas Elias
Ia pun meminta media ini untuk melakukan konfirmasi ke BKD terkait kejanggalan surat SPK yang meloloskan 246 Nakes dalam seleksi pemberkasan yang membedakan dia dengan teman lainnya
Elias sangat merasakan, kalau hari ini masa depan keluarganya di bunuh dengan tuduhan tuduhan yang tidak sesuai dengan apa yang ia buat.
Ia juga menambahkan, kalau di pemerintahan Heri – Heri ini ia tidak menemukan yang namanya rasa keadilan dan rasa kemanusian dengan apa yang dia alami saat ini.
Susilo Hermanus