Itu Adalah Issue Orang Yang Tidak Bertanggung Jawab
Teropongindonesianews.com
Sumsel – Pihak Sekolah SMKN 2 Palembang Provinsi Sumatera Selatan membantah adanya issue pengambilan ijazah bayar, Hal itu ditegaskan langsung oleh Haji Suparman melalui via telepon pada awak media teropong Indonesia news.
“Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh siswa, termasuk mereka menerima ijazah tepat waktu, Ijazah adalah hak setiap siswa dan kami tidak pernah menahannya dengan alasan apapun,” Ujar Haji Suparman.
Lebih lanjut dikatakan Suparman, bahwa di SMKN 2 Palembang terus meningkatkan pelayanan kepada wali murid, dan yang paling penting memberikan edukasi kepada seluruh siswa agar setelah selesai menempuh pendidikan nantinya benar -benar memiliki kemampuan dibidangnya masing-masing.
Menurut Suparman, berita yang beredar itu tidak benar, Hal ini hanya issue yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab, ” Untuk itu kepada seluruh wali murid agar yang belum mengambil ijazah untuk segera ke sekolah dan ambil ijazah anaknya. Temui ketua komite atau saya “, Tegasnya.
Sekolah SMKN 2 Palembang yang beralamat di Jalan Demang lebar Daun ini sejak di pimpin Suparman sudah banyak meraih prestasi, dan hal ini nyata adanya.
Menurut pantauan Awak media teropong Indonesia news dilapangan, bahwa apa yang dikerjakan Suparman sudah sesuai prosedur dan harapan semua pihak, sehingga tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi tentang prestasi yang di dapatnya.
Kuta selatan Badung , 20 Desember 2024 – Polsek Kuta Selatan menggelar kegiatan Cooling System di kawasan wisata ITDC, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis (19/12). Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Kanit Binmas Polsek Kuta Selatan, Iptu I Wayan Kanten, memimpin langsung kegiatan tersebut bersama sama dengan Kanit Samapta Polsek Kuta Selatan, tim QR Polsek Kuta Selatan, dan sejumlah warga masyarakat.
Dalam kegiatan ini, aparat kepolisian menyampaikan sejumlah imbauan Kamtibmas, di antaranya larangan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, menghindari keributan, dan pentingnya menyelesaikan konflik dengan kepala dingin.
“Kami meminta masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru. Jangan sampai terlibat dalam judi atau tindakan yang melanggar hukum lainnya,” ujar Iptu I Wayan Kanten.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 10.00 WITA ini juga menjadi momen silaturahmi antara aparat kepolisian dan masyarakat untuk menciptakan suasana yang kondusif di wilayah hukum Polsek Kuta Selatan.
Kegiatan berakhir dalam situasi aman dan lancar. Polsek Kuta Selatan berharap langkah ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga ketertiban menjelang Nataru 2025.
Banyuwangi – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara bekerjasama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju jaya Desa Alasbuluh Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi dalam rangka pemanfaatan aset tanaman Alpukat aligator,pete Nangka ,jengkol di lokasi Kawasan Hutan Dalam Pengelolaan Khusus (KHDPK) Oleh Kelompok Tani hutan ( KTH ) Maju Jaya ,Jumat 20/12/2024
Maksud dan tujuan dari KTH itu sendiri adalah untuk mengoptimalkan dan menjaga potensi sumber daya alam dengan tetap memperhatikan aspek konservasi dan aspek ekonomi masyarakat desa hutan.
ini dilaksanakan guna memberi legalitas kepastian hukum bagi para pihak yang bekerja sama dengan mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 4 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Perhutanan sehingga dapat memotivasi KTH Maju jaya ke depan agar lebih peduli terhadap kelestarian tanaman
Taman pokok yang ditanam oleh Kth adalah tanaman Alpukat aligator,pete , jengkol, Nangka dan untuk tulang sarinya adalah tanaman jagung dan Porang ucap,Buyono Selakau ketua Kelompok Tani Hutan ( KTH ) Maju Jaya
Tanaman ini ditanam sejak tahun 2020 di petak 32 A diwilayahnya Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan ( BKPH ) Watu Dodol sampai sekarang tanaman tersebut sudah mulai berbuah dan berhasil yang ditanam diarea kurang lebih 80 hektar yang dikelola oleh KTH
KPH Banyuwangi Utara yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk bekerja sama dan mendapatkan kepercayaan Dari perhutani
Kami juga berkomitmen untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang tertuang pada peraturan yang telah disepakati bersama, serta dapat memberi manfaat yang nyata bagi masyarakat desa hutan,” pungkasnya.
Terpisah Sukadi selaku pendamping kelompok tani hutan ( KTH ) Dari perhutani Banyuwangi Utara membantu melakukan pengelolaan Perhutanan untuk pengelolaan hutan menjadi lestari dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat,
Tentunya hal ini dilakukan oleh pihak yang memiliki kompetensi dalam melakukan Pendampingan terhadap Masyarakat pemegang Persetujuan Perhutanan secara perorangan atau kelompok. Agar bisa berhasil apa yang dikelola oleh KTH Maju Jaya Desa Alasbuluh Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi
Dan ini sudah terbukti tanaman pokok yang ditanam pada tahun 2020 yang luasannya 80 hektar sudah membuahkan hasil dan berhasil dengan harapan bisa mensejahterakan taraf hidup ekonomi masyarakat kawasan hutan , jelasnya
Polsek Denpasar Timur (Dentim) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan melalui kegiatan pemanfaatan pekarangan bergizi. Pada Jumat (20/12/2024) pukul 08.00 Wita, Polsek Dentim melalui Bhabinkamtibmas menggelar kegiatan ketahanan pangan di halaman sebuah rumah warga di Jalan Drupadi III, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur.
Bersama beberapa warga masyarakat setempat, Polsek Dentim mengoptimalkan pekarangan seluas 400 m² milik I Gusti Ketut Agung Darmaja untuk menanam tanaman pangan bergizi. Tanaman yang dikelola meliputi cabai, terong, kemangi, dan pisang. Kegiatan kali ini mencakup pembersihan rumput liar, persiapan area tanam, serta rencana penanaman lanjutan bibit cabai dan terong.
“Program ini adalah langkah konkret Polri sebagai penggerak ketahanan pangan. Kami ingin masyarakat memanfaatkan pekarangan mereka secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri,” ujar Kanit Binmas Polsek Dentim Iptu I Nyoman Sujana S.H., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Kendala utama dalam kegiatan ini adalah kurangnya bantuan bibit dan pupuk. Namun, Polsek Dentim optimis bahwa melalui sinergi dengan masyarakat, pemerintah, dan instansi terkait, hambatan ini dapat diatasi. Kegiatan ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan secara produktif, mendukung program ketahanan pangan nasional, dan menciptakan kemandirian pangan yang berkelanjutan.
Kapolsek Dentim AKP Agus Riwayanto Diputra S.I.K.,M.H., mengatakan melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa Polri bukan hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui ketahanan pangan. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi warga lainnya untuk memanfaatkan lahan pekarangan secara optimal. Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan bersama, kita dapat turut mendukung tercapainya swasembada pangan nasional,” ujarnya.
BANYUWANGI – Gelombang aksi protes terus berlanjut di Kabupaten Banyuwangi terkait rencana kedatangan Syech Abdul Qodir Assegaf atau Habib Syech. Pada Kamis (19/12/2024). Puluhan warga menggelar demonstrasi di depan Kantor Bupati Banyuwangi dengan membentangkan spanduk penolakan.
Dalam aksi tersebut, massa menegaskan sikap mereka untuk memperjuangkan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan membela para pejuang NU yang dianggap telah berjasa besar bagi bangsa dan negara.
“Kami datang disini untuk mendukung penghormatan serta peduli kepada bangsa dan negara. Karena NU adalah cikal bakal berdirinya bangsa dan negara ini,” ujar koordinator aksi, H. Joni Subagyo, dalam orasinya.
Joni juga mempertanyakan keputusan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang mengundang Habib Syech. Menurutnya, ulama-ulama Nusantara sudah banyak yang layak diundang tanpa perlu mendatangkan Habib Syech.
“Kami memutuskan apabila ada banner bertuliskan kehadiran Habib Syech akan kami bakar,” tegas Joni, dan disambut tepuk riuh dari peserta aksi.
Sementara, salah satu orator dalam aksi unjuk rasa, Halili Abdulghani menyebut bahwa masyarakat menolak kehadiran Habib Syech karena dianggap telah merendahkan NU dan mengklaim diri sebagai cucu Nabi Muhammad. “Pernyataan ini, benar-benar menyinggung perasaan warga NU,” suluk aktivis berambut putih itu.
Di tengah aksi tersebut, sejumlah perwakilan massa diundang untuk melakukan mediasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Pertemuan itu dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Banyuwangi, MY Bramudya, yang menerima langsung aspirasi warga.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Pemkab Banyuwangi terkait adanya penolakan kedatangan Habib Syech di Banyuwangi,” ungkap Joni dalam mediasi tersebut.
Dia menegaskan bahwa masyarakat Banyuwangi menolak kehadiran Habib Syech dalam acara religi yang direncanakan berlangsung akhir tahun ini.
Latar Belakang Penolakan Penolakan terhadap Habib Syech bermula dari video yang viral di YouTube. Dalam video tersebut, Habib Syech melantunkan lagu dengan lirik yang menyebut Habib Rizieq sebagai idola NU. Lirik tersebut memicu kemarahan masyarakat NU yang merasa organisasi mereka disalahartikan.
“Kami menolak kedatangan beliau karena pernyataannya sangat menyakitkan dan merendahkan NU,” ujar salah satu peserta aksi.
Rencana kehadiran Habib Syech untuk mengisi acara keagamaan akhir tahun di Banyuwangi kini menjadi polemik yang memanas. Massa menuntut pemerintah untuk mencabut undangan dan membatalkan rencana tersebut.
Respons Pemerintah Hingga berita ini ditulis, Pemkab Banyuwangi belum memberikan keputusan terkait tuntutan massa. Namun, MY Bramudya menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat dan mencari solusi terbaik untuk meredam ketegangan.
“Kami menghargai semua aspirasi masyarakat dan akan menyampaikan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti,” kata Bramudya.
Sementara itu, acara religi yang direncanakan di Banyuwangi masih menjadi tanda tanya, apakah akan tetap berlangsung dengan kehadiran Habib Syech atau dibatalkan sesuai tuntutan warga. Situasi ini terus menjadi perhatian masyarakat Banyuwangi dan menjadi sorotan publik di Jawa Timur.