Teropongindonesianews.com
Bengkulu Tengah – Sebuah pertunjukan kuda kepang di Desa Pasar Pedati, Gang Wahana Surya, Kecamatan Pondok Kelapa, berujung petaka pada Minggu, 29 Desember 2024 pukul 17:20 WIB. Pandu Irawan, wartawan media Teropongindonesia.news, menjadi korban pengroyokan oleh anggota rombongan kuda kepang “Putro Krido Budoyo” yang beralamat di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa.
Kejadian bermula saat Pandu menyaksikan pertunjukan kuda kepang yang Juga Melaksanakan Peliputan. Usai pertunjukan, keributan meletus, dan anggota rombongan kuda kepang terlihat mengeroyok salah satu penonton. Saksi mata melihat penonton tersebut lari menyelamatkan diri.
Pandu, yang kala itu berada di lokasi, mencoba menengahi situasi dan menyampaikan kepada Mbah Slamet (teman anggota rombongan kuda kepang) bahwa penonton yang dikeroyok sudah pergi. Namun, upaya Pandu untuk meredakan situasi justru berujung pada tindak kekerasan.
“Saya hanya ingin menenangkan keadaan, tapi Ketua rombongan kuda kepang, yang bernama Har, langsung mencekik saya. Saya langsung menjadi bulan-bulanan anggota rombongan mereka. Mbah Slamet mencoba melerai, tapi mereka tak menggubrisnya,” ungkap Pandu.
Pandu mengaku hanya bisa menutupi wajahnya dengan tangan karena serangan yang dilancarkan anggota rombongan kuda kepang begitu brutal. Setelah sekitar 10 menit, Pandu berhasil melepaskan diri dan pulang.
Akibat kejadian tersebut, Pandu mengalami luka di telinga kanan, lecet di leher, dan bengkak di kepala. Kondisi lehernya bahkan terasa sakit untuk menelan.
Keluarga Pandu kemudian menemui rombongan kuda kepang untuk meminta pertanggungjawaban. Para pelaku akhirnya datang ke rumah Pandu dan meminta maaf dengan alasan tidak mengetahui identitas Pandu.
“Saya merasa tidak terima dengan cara mereka. Mereka hanya datang meminta maaf tanpa membawa perangkat desa, dan tidak memikirkan bagaimana keadaan saya saat itu,” ujar Pandu.
Pandu menegaskan tidak akan tinggal diam atas kejadian ini. Ia saat ini tengah mempertimbangkan untuk melaporkan kasus ini kepada pemerintahan desa Srikaton agar ditindaklanjuti.
“Jika permasalahan ini tidak diselesaikan secara adat dan pemerintahan desa sesuai aturan desa, saya akan menindaklanjutinya ke ranah hukum,” tegas Pandu.
Kasus pengeroyokan ini menjadi bukti bahwa aksi kekerasan bisa terjadi di mana saja, bahkan di acara budaya seperti pertunjukan kuda kepang. Pandu Irawan, sebagai jurnalis yang menjalankan tugasnya, justru menjadi korban kekerasan tanpa alasan yang jelas.
Tarmizi